Dunia sepakbola yang penuh dengan lika-liku serta tantangan jelas tak pernah lepas dari peran seorang wasit.
Bahkan juga banyak sekali praktif mafia oleh para oknum yang memiliki kepentingan didalamnya.
Bahkan saat ini juga terbongkar kasus pada sepakbola yaitu pengaturan skor.
Akan tetapi jelas hal nista tersebut tidak berlaku di dalam lapangan sepakbola.
Bagi pengadil lapangan jelas hal yang sangat adil selalu menjadi tugas utama seorang wasit.
Salah satunya ialah kisah Kosasih Kartadiredja.
Beliau sendiri sangat menolak segala bentuk suap dan mafia dari para cukong judi bola.
Bahkan pada masanya, Kosasih menjadi pengadil yang tegas dan disegani pada masanya.
Namanya sendiri sebelum terjun di dunia perwasitan, Kosasih pernah meraakan kerasnya rumput hijau sebagai pemain bola.
Dia sendiri pernah menjadi pemain Perssi Sukabumi pada tahun 1950-an.
Karirnya sebagai pemain bola tidak berjalan baik, nah dari situlah dia memilih untuk menjadi wasit.
Di tahun 1950, Kosasih mempelajari seluk beluk dunia wasit.
Bahkan beliau juga mengikuti kursus Bahasa Inggris hingga masuk Pendidikan wasit tingkat kabupaten hingga mendapatkan license C3 PSSI.
Ketegasan dan juga kejujurannya ini sering kali teruji oleh para mafia bola.
Banyak sekali tawaran uang haram ketika beliau memimpin sepakbola.
Motto 5F Wasit yakni Faithfull (yakin), Fearless (tak gentar), Fair (adil), Firm (tegas), Fitness (kuat jasmani dan rohani), menjadi pegangan Kosasih selama mempimpin pertandingan.
Beliau juga telah memimpin laga-laga bergengsi seperti Liga Perserikatan, King’s Cup 1972 Thailand, Quoc Khanh Cup 1973 Vietnam dan President’s Cup 1975 Korea Selatan.
Usai malang melintang di dunia perwasitan, Kosasih memutuskan pension pada tahun 1986.
Bahkan dirinya juga sudah diangkat menjadi PNS pada tahun 1980-an.
Namun saat ini Kosasih hanya hidup dengan uang pensiunan PNS golongan III-C.
Bahkan dirinya terserang stroke, Kosasih hanya mampu sekedar melakukan pijat seminggu sekali karena keterbatasan dana.
Sosoknya sebagai legenda wasit Indonesia, seolah terlupakan oleh zaman dan negara yang dulu pernah bangga akan prestasinya.
Sebagai pengadil lapangan dengan reputasi bersih dan kebal suap, ia seharusnya mendapatkan perhatian negara dan menjadi teladan bagi generasi wasit masa kini.
Terutama di era sepak bola Indonesia yang kini rawan dikendalikan oleh mafia bola.
Dikutip dari Boombastis.com
BACA HALAMAN SELANJUTNYA
Loading...
Loading...
Cerita Getir Wasit Pertama Indonesia Yang Diakui Dunia dan FIFA Namun Kini Terlupakan
4/
5
Oleh
oralucu