Terkait tudingan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu 2019, wakil ketua umum gerindra Arif Poyuono menyerukan kepada pendukung paslon 02 untuk tidak membayar pajak.
Menurut Arief, hal tersebut merupakan bentuk penolakan pengakuan terhadap hasil resmi yang ditetapkan oleh KPU.
Hal tersebut jelas merupakan tindakan provokatif.
Arief sendiri mengatakan ‘ tolak bayar pajak kepada pemerintah hasil pilpres 2019 yang dihasilkan oleh KPU yang idak legitimate.
Hal tersebut adalah hak masyarakat karena tidak mengakui pemerintahan hasil pilpres 2019 ‘.
Selain itu juga Arief mengajak partisan paslon 02 untuk melakukan gerakan diam seribu Bahasa sebagai sindiran atas pilpres yang dia sebuat sarat akan kecurangan.
Arief Poyuono sendiri mengatakan gerakan boikot hasil pilpres 2019 meniru apa yang pernah dilakukan Megawati saat orde baru berkuasa.
Saat itu kata dia, Megawati melakukan boikot menentang kekuasaan Soeharto.
Dirinya juga memandang anggota legislatif partai Gerindra dan partai koalisi Indonesia Adil Makmur tidak perlu ikut andil dalam pembentukan DPR untuk lima tahun kedepan.
Jelas pernyataan Arief Poyuono tersebut dinilai sangat profokatif karena mengajak untuk tidak membayar pajak.
Kekalahan memang sebaiknya diterima dengan baik oleh para pendukungnya.
Karena tidak semua kekalahan harus dibalas dengan hal-hal yang diluar nalar seperti tidak membayar pajak selama 5 tahun kedepan.
Dikutip dari cnnindonesia.com
BACA HALAMAN SELANJUTNYA
Loading...
Loading...
Arief Poyuono Serukan Gerakan Tak Bayar Pajak
4/
5
Oleh
oralucu